#AKAtrans BLORA - Begitu banyak hal yang menarik bisa dinikmati ketika kita berlibur atau singgah di Kota yang populer sebagai kota kretek ini, Ya, kota Kudus. Selain sebagai tujuan wisata religi makam Sunan Kudus dan Sunan Muria, jejak Nitisemito yang pernah diberi gelar sebagai salah satu Raja Kretek pun menarik untuk ditelusuri. Untuk kali ini kita mengulas mengenai kuliner khas yang masih mempertahankan selera asal yang tersebar di segala penjuru Kota Kudus yang indah ini.
Kota yang terlihat cantik nan bersih ini diam-diam memiliki ragam kuliner yang bisa diburu mulai pagi sampai subuh. Ditambah keunikan kuliner di Kudus yang mengganti bahan baku daging sapi dengan daging kerbau. Susah menemui sajian yang diolah dari daging sapi, sebaliknya daging kerbau yang memiliki serabut otot lebih kasar justru berhasil diolah menjadi makanan yang lezat dan khas di Kudus. Cukup unik memang.
SOTO KERBAU KUDUS
Kita Jangan ngaku pernah ke Kudus kalau belum mencicipi kelezatan Soto Kudus di tempat asalnya. Soto Kudus yang menjadi andalan di Warung Pak Ramidjan yang beralamat di Jl. Raya Kudus-Jepara no.79A, Kudus punya dua pilihan, Soto Ayam dan Soto Kebo atau Soto Kerbau.
Soto Kudus berwarna bening dengan bumbu dasar bawang merah, bawang putih, kemiri, laos untuk menyedapkan kuah kaldu yang direbus bersama irisan daging kerbau. Memang susah mencari soto daging sapi di Kudus, hal ini diawali dengan kebijakan yang pernah dilontarkan oleh Sunan Kudus ketika beliau menyebarkan ajaran Islam di Kudus. Untuk menghormati warga yang masih menganut agama Hindu, beliau menganjurkan pengikutnya agar tidak mengonsumsi daging sapi. Dari situlah segala sajian yang semula menggunakan daging sapi diganti dengan daging kerbau. Kebiasaan itu terbawa hingga sekarang, bukti bahwa toleransi beragama telah diajarkan oleh para pemuka agama sejak zaman dulu.
OPOR AYAM PANGGANG
Ada lagi nih yang unik dari Kudus, Ya, Opor Bakar Kudus. Kuliner ini merupakan salah satu pilihan sarapan di Kudus yang tidak boleh dilewatkan. Masakan nan lezat yang satu ini bisa dijumpai di Jl. Niti Semito no.9 dengan porsi yang kecil namun cukup mengenyangkan. Terlebih dahulu penjualnya akan mengiris daging ayam yang sudah dipanggang dengan kondisi kulit luarnya tampak sedikit gosong. Irisan daging itu disajikan bersama nasi putih hangat dengan lauk tambahan berupa sambel goreng tahu. Terakhir diberi guyuran kuah opor yang sudah mengental seperti areh. Suru atau lipatan daun pisang digunakan sebagai sendoknya. Gurih santan campur manisnya daging ayam panggang berpadu dengan pedasnya sambel goreng tahu.
LENTOG
Lentog Tanjung yang berbahan dasar nangka muda atau gori yang satu ini berbeda dengan gudeg. Nangka mudanya dicacah lembut kemudian dimasak dengan santan, cabai dan bumbu yang lain. Sajiannya tidak menggunakan nasi putih seperti sarapan pada umumnya, mereka mengantinya dengan lentog atau lontong. Dilengkapi lodeh tahu dan sambal jika menginginkan rasa lebih pedas. Sajian ini banyak dijumpai di sepanjang Jalan R. Agil Kusumadya (sekitar Wisma Haji) dan kompleks Tanjung Karang yang mulai dijajakan dari jam 6 hingga pukul 10 pagi saja. Dengan alasan awal berkembangnya di daerah Tanjung Karang, makanan ini lalu dikenal dengan nama Lentog Tanjung. Harganya murah meriah, mulai dari 5000an saja untuk per porsinya. Pilihan sarapan bersantan ini sering dihindari sebagian besar pejalan dengan alasan takut perut mules setelah makan olahan gori di pagi hari, tapi jangan nyesel kalau dipameri betapa lezatnya makan pagi khas Kudus yang simple dan menyegarkan ini.
NASI PINDANG
Berulang kali ke Kudus, pilihan makan siang ya selalu selalu jatuh pada kuliner ini, yang populer banget di Taman Bojana. Ada dua pilihan pindang yang ditawarkan di sana, Pindang Ayam atau Pindang Kerbau. Sekilas mirip dengan rawon ala Jawa Timur karena warna kuahnya yang kehitaman. Kemiri, ketumbar, jahe, kencur yang sudah dihaluskan menambah rasa kaldu Pindang Kudus. Tak ketinggalan dibubuhi daun melinjo dan tentunya irisan daging kerbau yang sudah dimasak sampai tekstur dagingnya lembut.
TAHU TELOR
Sebenarnya Tahu Telor dan Tahu Gimbal merupakan pilihan makan malam hingga tengah malam yang banyak dijual di sepanjang Jalan Sunan Kudus, tapi kita juga boleh menikmatinya pada siang hari sebagai cemilan karena isinya yang tidak terlalu berat. Penjualnya mencampur adonan tahu yang sudah dihancurkan terlebih dahulu kemudian mencampurnya dengan kocokan telur dan mengorengnya dengan minyak goreng di atas wajan panas. Kuah kecapnya sudah diberi lumatan cabai dan kacang tanah goreng.
GARANG ASEM
Pilihan makan malam di Kudus beranekaragam, diantaranya ialah Garang Asem. Kita bisa menikmati sajian kuliner ini di rumah makan yang terletak di Jl. Agil Kusumadya, Kudus. Berbandrol mulai dari 20ribuan per bungkus. Garang Asem khas Jawa Tengah ini terdiri dari potongan daging ayam yang dikukus bersama irisan tomat, belimbing wuluh, cabai merah, diberi kuah kaldu yang gurih itu dibungkus rapi di dalam daun pisang.
SATE KERBAU
Ternyata Kota Kudus masih punya kuliner berbahan dasar daging kerbau yang wajib dicicipi. Sebuah warung yang terletak di sebelah Masjid Kudus selalu terlihat ramai usai maghrib. Asap yang mengepul di luar tenda sederhananya tercium aroma yang menggoda. Destinasi wisata kuliner ini boleh dibilang populer bagi pemburu sate kebo atau sate kerbau. Dengan kematangan daging yang pas ditambah saus kacang yang sudah dicampur dengan parutan kelapa bakar atau serundeng beneran bikin goyang lidah.
SOP KERBAU
Satu lagi, Spot Kuliner yang berada di Jl. Kepodang atau sering disebut Gang Tiga, menyajikan Sop Kerbau dengan kuah bening yang cocok jika dimakan bersamaan dengan sate dan sambal kacangnya. Kuliner ini dijamin Maknyuuusss..
#AKAtrans Blora, Menyediakan layanan transportasi yang Aman, Nyaman, Mudah, Murah dan Menyenangkan.
No comments:
Post a Comment